PT. Pandawa Jaya Steel

 Pada hari Rabu, malam Kamis tanggal 19 Nopember 2014, warga Rt.15/07 kembali mengamuk dan merusak seng PT.Pandawa Jaya Steel, yang berlokasi di Jln. Industri Raya III Jatake- Tangerang. Warga melempari dengan batu dan naik kepagar pabrik, ada satu seng yang sedikit jebol dan berlubang akibat lemparan batu, akibatnya seng banyak yang penyok.

Pemicu mengamuknya warga adalah, malam Kamis ba'da Isya warga banyak yang berkumpul dirumah sesepuh warga Pasir Awi yang bernama H.Sudirja, waktu itu sesepuh lagi sakit parna, dan banyak warga yang menjenguk kerumahnya. Dimalam itu PT.Pandawa Jaya Steel memang sedang menjalankan aktifitas produksi, dan mengeluarkan suara mesin sangat bising, sesepuh yang sedang sakit merasa sangat terganggu oleh suara bising dari pabrik, disitulah awal dari kemarahan warga. Sebelumnya warga hanya melempari beberapa batu dan berteriak supaya berhenti aktifitas produksi, namun lemparan batu dan teriakan warga tidak digubris oleh pihak pabrik, sehingga warga menjadi marah dan kesal, akhirnya pelemparan menjadi tidak terkendali. Namun taqdir Allah berkehendak lain dan tidak dapat dihindari, dimalam itu juga sesepuh warga Pasir Awi meninggal dunia dan pergi untuk selama-lamanya.

Dari berita yang diterima warga, bahwa pihak PT.Pandawa Jaya Steel telah melaporkan kejadian ini ke kepolisian, dan pihak kepolisian sudah investigasi dan olah TKP, dan membawa barang bukti batu dan memfoto seng berlubang, memang PT.Pandawa Jaya Steel tidak ditembok dan hanya menggunakan seng saja untuk pengganti tembok.

Dan sangat prihatin sekali selama insiden ini terjadi antara warga dan PT.Pandawa Jaya Steel, lurah setempat belum pernah menginjakan kakinya dan meninjau kerumah warga, yang paling terdekat dengan PT.Pandawa Jaya Steel, padahal lokasi PT.Pandawa Jaya Steel.dan tempat kejadian berada didapurnya sendiri, yaitu hanya melewati enam rumah. Harusnya lurah datang dan dengarkan sendiri keluhan warganya, berapa keras suara bising dan getaran yang dihasilkan oleh PT.Pandawa Jaya Steel, apakah layak perusahaan ini berdiri didekat perkampungan. Bisa saja lurah mencabut izin PT.Pandawa Jaya Steel dan melaporkan kepada aparatur pemerintahan dan dinas perizinan, dan melaporkan bahwa perusahaan ini tidak layak berada dilingkungan warga.

Warga sudah melayangkan surat tembusan untuk pimpinan PT.Pandawa Jaya Steel, pertanggal 29 Oktober 2014, surat tembusan itu antara lain untuk mengundang pimpinan perusahaan bermusyawarah mencari jalan keluar, bagaimana solusi selama ini perusahaan mengurangi pencemaran suara yang ditimbulkan oleh mesin PT.Pandawa Jaya Steel, namun hingga saat ini surat tersebut belum ditanggapi.

PT.Pandawa Jaya Steel memang selalu didemo warga, karena kehadirannya sangat mengganggu warga yang rumahnya berada dilingkungan terdekat, rencananya warga akan melaporkan hal ini ke kecamatan, Dinas tata kota, PU Tangerang, Dinas perindustrian, dan bupati Tangerang.

Debus Banten di Pakuhaji


Pentas seni Debus Banten ikut memeriahkan acara khitanan, di Kp. Rawa Kepuh Sukamulya. Rt.05/03. Kel Pakuhaji-Tangerang. Acara dimulai seusai djuhur, penonton sangat antusias mengikuti acara sampai selesai, para penonton dibuat sangat penasaran dengan apa yang akan ditampilan para pemain debus yang ekstrim diatas panggung. Atraksi yang ditampilkan antara lain :

  1. Pencak silat TTKKDH
  2. Paku Banten
  3. Mengiris kulit dengan senjata tajam tanpa luka
  4. Sembelih leher pemain debus
  5. Tes kekuatan dengan penonton
  6. berjalan diatas pecahan beling
  7. Kebal senjata tajam
  8. Tusuk jarum dilidah
Para pemain debus sengaja didatangkan dari Pandeglang, untuk memeriahkan khitanan anak dari Bpk. Mamit, sohibul hajat sengaja debus menjadi pilihan untuk memeriahkan acaranya, karena acara debus mendidik dan mengenalkan kepada putra-putri kita untuk melestarikan seni dan budaya sendiri. Dibandindkan dangdutan yang merusak akhlak bangsa dengan penampilan biduan berpakaian seksi dan goyangannya mengundang sahwat.

Dengan atraksi-atraksi yang ditampilkan sangat ekstrim penonton dibuat menjadi histeris, seperti tes kekuatan, penonton berjumlah empat orang diminta pegangi nyiru, dan setelah dipegang ternyata dibuat kelabakan, karena nyiru yang dipegang menjadi berat berton-ton sehingga penonton dibuat terpontang-panting.

Dimalam hari atraksi semakin seru, pemain debus semakin unjuk kebolehan dan kesaktian sehingga para penonton terhibur oleh atraksi yang ditampilkan, bagi para penonton yang awam atraksi debus adalah permainan yang sangat ekstrim, karena peragaannya edentik dengan senjata tajam dan senjata berbahaya lainnya. Dibutuhkan latihan khusus untuk bisa menguasai ilmu debus, dengan cukup latihan maka para pemain debus akan piawai memainkan senjata tajam, dan siap untuk pentas ditempat umum. Untuk bisa menguasai ilmu debus harus belajar kepada guru khusus debus, disitulah akan di didik bagaimana cara menguasai ilmu debus.

Ilmu debus dibawa oleh Sulton Banten pertama, yaitu Sulton Maulana Hasanudin kisaran abad ke 16. Ilmu debus berkembang sangat pesat, dan diterima baik oleh masyarakat Banten pada zamannya, hingga sekarang masih dilestarikan oleh orang-orang yang peduli akan budaya Banten.


Jika ada yang berminat dengan pentas seni debus, untuk memeriahkan acara apa saja bisa hubungi nomor ini 085216660809 / 087774626973.

Makam Kanjeng Sunan Kalijaga


Makam Sunan kalijaga berada didaerah Kadilangu Demak, Jawa Tengah. Makamnya tidak jauh dari Masjid Agung Demak, makamnya yang megah dan berciri bangunan atap khas jawa, diareal pemakamannya banyak keturunan sunan kalijaga yang dimakamkan disana.

Sunan Kalijaga dilahirkan dari keluarga bangsawan kerajaan atau ningrat, yang bernama Raden Said, ia adalah putra Adipati Tuban Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur, semasa kecil sunan kalijga sangat rajin belajar mengaji dan belajar kesenian. Jadi tidak heran semasa mengislamisasikan pulau jawa tidak lepas dari kesenian, semua kesenian diadopsi dengan unsur keagamaan, sesuai tuntunan ajaran islam, sehingga kesenian yang diajarkan sunan kalijaga selalu menceritakan keluhuran agama islam. Kesenian yang paling populer diciptakan sunan kalijaga seperti : lagu Ilir-ilir, Gundul-gundul pacul, dan perayaan gerebeg mauludan, Sekatenan, layang kalimasada, wayang golek bernuansa islam.

Sebelum menjadi seorang mubaligh Raden Said adalah perampok besar, dan yang dirampok adalah orang kaya yang kikir dan pelit, hasil rampokannya terus dibagikan kepada fakir miskin, bahkan harta orang tuanya pun menjadi korban perampokan yang ikut dibagikan. Raden Said menjadi perampok karena banyaknya ketidak adilan dari kerajaan, kerajaan tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya sehingga kelaparan dan penyakit dimana-mana, dan disitulah sunan kalijaga berinisiatif untuk merampok. Perbuatan Raden Said diketahui oleh ayahnya sehingga menjadi murka, dan diusirlah dari rumah.

Ketika diperjalanan disebuah hutan Raden Said bertemu dengan kakek tua berjubah putih, sunan kalijaga melirik kepala tongkat sang kakek yang terbuat dari emas, dan disitulah timbul niat sunan kalijaga untuk merampas tongkat sang kakek, karena ketertarikannya itulah sunan kalijaga langsung merampas tongkat dari tangan kakek, terjadilah saling tarik menarik antara sunan kalijga dan si kakek tua, sunan kalijaga akhirnya berhasil merampas tongkat, dan sang kakek tua itu tersungkur jatuh ketanah. Kakek tua itu menangis sangat sedih, dan sunan kalijaga mendekati kakek itu seraya berkata : Jangan kau menangis kakek tua....'' kakek itu menjawab'' Aku menangis bukan karena tongkat itu kau ambil anak muda, tetapi aku menangisi rumput yang tidak berdosa ini tercabut olehku dan aku telah membunuhnya....''. Mendengar ucapan sang kakek, hati sunan kalijaga menjadi gemetar dan terharu dengan kemuliaan hatinya, akhirnya sunan kalijaga mengembalikan tongkat milik kakek itu. 

Setelah tongkat dikembalikan, maka ditunjuklah pohon aren dengan tongkatnya, tidak lama pohon aren itu berubah menjadi pohon emas, dan kakek itu berkata'' Anak muda, jika emas yang kau butuhkan ambilah itu''...tanpa pikir panjang sunan kalijaga langsung mengambil buah aren emas, sehingga Raden Said pingsan tertimpa buah aren emas itu. Ketika sadarkan diri, sunan kalijaga melihat pohon aren itu berubah menjadi pohon biasa lagi, dan teringat kepada kakek itu, sunan kalijaga langsung mencari kakek itu kesegala arah, dan bertemulah disebuah sungai yang besar, sunan kalijaga bertanya'' Kakek ini siapa dan mau kemana ..?'' dan kakek itu menjawab'' Aku ini Sunan Bonang''... disisi sungai itulah Raden Said meminta untuk diangkat menjadi muridnya, Sunan Bonang mengajukan satu syarat untuk menjadi muridnya, sarat itu adalah dimintanya Raden Said untuk menjaga tongkat sunan bonang yang ditancapkan disisi sungai, tongkat itu harus dijaga sampai sunan bonang kembali.

Beberapa tahun kemudian Sunan Bonang kembali teringat kepada tongkat yang dititipkan kepada Raden Said, Sunan Bonang akhirnya mendatangi dimana tongkat itu ditancapkan, ketika sampai sunan bonang sangat terkejut melihat Raden Said masih bertapa menjaga tongkat yang dititipkannya, Raden Said dipenuhi lumut dan pepohonan dipinggir sungai, Sunan bonang sangat terharu melihat kesungguhan hati dan tekad Raden Said yang bersungguh-sungguh untuk menjadi muridnya. Semenjak itu Sunan Bonang memberikan gelar kepada Raden Said sebagai Sunan Kalijaga, yaitu dengan arti orang yang menjaga kali. Akhirnya Sunan Kalijaga menimba ilmu keagamaan kepada gurunya yaitu Sunan Bonang, di pesantren Sunan Bonang Raden Said memperdalam ajaran islam yang rahmatal lil'alamin yang kelak menjadi WaliSongo.

Makam Sunan Kalijaga tidak pernah sepi dari peziarah, dihari besar umat islam selalu dipadati para peziarah yang mendoakannya, dengan keistimewaan dan kekaromahan yang diberikan Allah Swt semasa hidupnya, Sunan Kalijaga mendapatkan gelar seorang waliyullah atau kekasih Allah.



PT. Pandawa Jaya Steel

 
PT. Pandawa Jaya Steel, yang berlokasi di komplek industri Raya III Jatake Tangerang pada tanggal 23 September 2014 kembali didemo warga, sekitar pukul 21:00 WIB warga mendatangi proyek untuk menghentikan kegiatan mesin yang sedang beroperasi.

Para warga mendatangi proyek PT. Pandawa Jaya Steel untuk menghentikan mesin produksi yang beroperasi, warga menuntut dan merasa keberatan dengan suara bising dan getaran yang dihasilkan oleh mesin produksi, sehingga sangat menganggu kenyamanan warga sekitar. Dan akhirnya pada malam itu kegiatan operasional produksi langsung dihentikan.

Pada siang harinya pertemuan antar pihak warga dan pihak perusahaan bertemu kembali, yang bertempat di PT. Pandawa Jaya Steel, pertemuan dihadiri oleh :

Pihak Warga :
  1. Ocin Rt. setempat
  2. Herman Jaro setempat
  3. Ustd Apif Tokoh masyarakat
  4. Segenap Warga

Pihak Perusahaan :
  1. Yulastono Wakil perusahaan
  2. Ripto (tentara) Wakil perusahaan

Pertemuan antar pihak warga untuk bermusyawarah, siang itu tidak menghasilkan jawaban yang memuaskan, karena dari pihak perusahaan tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan warga, pertanyaan warga yang belum bisa dijawab adalah tentang mengurangi suara bising dan getaran mesin produksi yang sangat keras.
Jawaban yang diberikan oleh pihak perusahaan '' Kami sedang mencari solusi untuk mengurangi suara bising dan getarannya'', katanya.

Dalam hal ini pihak warga menegaskan, untuk operasional mesin yang mengeluarkan suara bising, pada waktu malam hari harap tidak beroperasi, karena suara bising yang dihasilkan sangat keras dan mengganggu waktu istirahat warga sekitar yang berada dilingkungan terdekat.

Demo dan protes ini akan berlanjut jika aspirasi dan tuntutan warga masih berlarut-larut diselesaikan, jika permasalahan serius ini masih lama terselesaikan, maka bisa terjadi kesabaran warga akan habis sehingga terjadi anarkisme dilapangan. Warga sekitar berharap permasalahan ini cepat bisa teratasi sehingga kenyamanan dan rasa aman bisa didapatkan oleh kedua belah pihak.

Buah lontar


 Buah Lontar atau dikenal juga buah Siwalan, banyak tumbuh didaerah dekat pesisir Jawa Timur. Pohon Lontar sangat mirip dengan pohon palem seperti umumnya, buahnya bergerombol dalam tandan seperti buah kelapa, dengan warna buah hitam dan kecoklatan. Buah lontar tidak keras seperti kelapa, setiap satu buah lontar biasanya berisi tiga buah isi seperti kolang kaling didalamnya, namun kadang ada juga yang lebih.

Jika isi buah lontar yang mirip kolang kaling dibelah maka didalamnya berlubang dan menyimpan air, namun buah ini lebih lezat dari kolang kaling. Rasa air dan daging buahnya sangat mirip dengan kelapa muda kenyal dan enak.

Buah lontar mengandung banyak manfaat bagi kesehatan, dan kegunaan buah lontar antara lain untuk pembuatan kerajinan tangan, naskah kuno, topi, alat musik sasando, dan kayunya bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan rumah. Buah lontar juga banyak dibuat menjadi penganan kue, es campur, es dawet lontar, dan di ambil air niranya untuk pembuatan gula.

Perampokan di Kampung Tanjung

Tangerang 15 Oktober 2014, sebuah rumah milik Hj. Eti dan H. Ibrohim di kampung Tanjung. Ds. Suka Asih. Kec Pasar kemis-Tangerang, telah disatroni maling. Diperkirakan maling masuk kerumah sekitar jam tiga malam, karena jam dua malam tuan rumah masih ada yang belum tidur.

Para perampok memasuki rumah korban melalui jendala depan rumah, mereka mendongkel paksa jendela dan merusak anak slot kunci supaya bisa masuk kedalam rumah korbannya, setelah jendela berhasil dibuka, untuk memperlancar aksinya para pelaku merobek gorden yang menghalangi jalan masuk sehingga tidak ada penghalang dijendela, mungkin menurut perampok gorden itu permanen dan harus dirusak, padahal gorden tersebut hanya dikaitkan dari ujung bawah.
Bekas dongkelan

 Gorden yang dipotong, seharusnya sampai bawah

Dipagi hari tuan rumah berkata kepada anaknya'' Siapa yang merobek gorden ?'' jawaban anaknya tidak ada yang tahu, setelah dicek dan menyadari bahwa rumahnya telah disatroni rampok, tuan rumah beserta keluarganya merasa kaget dan sok. Semua kamar dan isi rumah langsung dicek untuk memastikan semua barang-barang berharga dirumah tidak ada yang hilang atau digondol rampok.
Setelah barang-barang berharga dikroscek seperti uang, kendaraan bermotor, Handphonedan emas tidak ada yang hilang, semua merasa lega kembali.

Jika dilihat dari TKP niat perampokan ini gagal, karena barang-barang berharga tidak ada yang hilang, atau para aksi perampokan keburu mendengar tuan rumah yang bangun malam. Kesempatan untuk mencuri barang seperti HP mudah diambil kalau perampok melanjutkan niatnya, karena HP tergeletak diruang tamu dan ruang keluarga. Tapi yang jelas namanya maling tetap tidak berniat baik.

Kejadian diatas harus menjadi pelajaran, bahwa perampokan atau mencuri bukan saja karena niat sipelaku, tetapi dikarenakan adanya kesempatan. Untuk menghindari kejadian perampokan masuk lewat jendela, lebih baik jendela dipasang pengaman teralis besi, supaya rampok tidak bisa masuk lewat jendela. Sebelum tidur cek kembali pintu dan jendela apakah sudah terkunci rapat dan rapi, jangan merasa aman jika selama ini rumah anda belum disatroni rampok, karena sebenarnya para perampok sedang mencari kesempatan untuk bisa masuk kerumah korbannya.


Waspadalah...........!

Makam Sunan Gunung Jati

Syekh Syarief Hidayatullah atau disebut juga Sunan Gunung Djati termasuk salah satu dari kesembilan walisanga yang berada ditanah Jawa, Sunan Gunung Djati adalah salah satu ulama terbesar dijawa Barat, namanya sangat populer hingga ke mancanegara, makamnya berada di komplek pemakaman Astana gunung Sembung Cirebon.

Syekh Syarief Hidayatullah adalah putera dari Nyai Mas Rara Santang, ia dilahirkan kisaran tahun 1450 M, ibunya seorang putri dari Prabu Siliwangi. Nyai Mas Rara Santang mempunyai dua kakak kandung yang bernama Pangeran Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang.


Silsilah dari ibu :
  • Rara Santang (Syarifah Muda'im)
  • Prabu Jaya Dewata / Raden Pamanah Rasa / Prabu Siliwangi II
  • Prabu Dewa Niskala (Raja Galuh/Kawali)
  • Niskala Wastu Kancana / Prabu Siliwangi I
  • Prabu Linggabuanawisesa / Prabu Wangi (Raja yang tewas di Bubat)

Silsilah dari ayah :

Syekh Syarif Hidayatullah bin
  • Sayyid 'Umadtuddin Abdullah Al-Khan bin
  • Sayyid 'Ali Nuruddin Al-Khan / 'Ali Nurul 'Alam bin
  • Sayyid Syaikh Jumadil Qubro / Jamaludin Akbar Al Husaini
  • Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
  • Sayyid Abdullah Al-'Azhomatu Khan bin
  • Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
  • Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
  • Muhamad Sohib Mirbath (Hadhramaut) bin
  • Sayyid Ali Kholi' Qosim bin
  • Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
  • Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
  • Sayyid Alawi Awwal bin
  • Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah bin
  • Ahmad Al-Muhajir bin
  • Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi bin
  • Sayyid Muhammad An-Naqib bin
  • Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
  • Sayyidina Ja'far As-Sodiq bin
  • Sayyidina Muhammad Al Baqir bin
  • Sayyidina 'Ali Zainal 'Abidin bin
  • Al-Imam Sayyidina Hussain
  • Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad

Makam Sunan Gunung Djati seakan tidak pernah sepi dari pengunjung, para peziarah selalu memadati Astana Gunung Sembung Cirebon, puncaknya para pengunjung adalah di hari besar umat Islam, para pengunjung rela mengantri untuk berziarah, karena tempatnya dipadati oleh para peziarah lainnya.

Sunan gunung Djati cucu dari raja Pajajaran Prabu Siliwangi, yang akhirnya memisahkan diri dari kerajaan kakeknya dan mendirikan kerajaan yang berdiri sendiri yang bercorak kerajaan Islam, dan tanpa dibawahi Pajajaran. Pernikahan pertama Sunan Gunung Djati dengan Nyai Kawunganten yang berasal dari kulon yaitu putri dari pembesar Banten, dari istrinya inilah yang melahirkan puteranya yang bernama Seba Kingking yang kelak bergelar Sultan Maulana Hasanudin yaitu Sultan Banten pertama, dengan kesultanan Islam pertama di daerah kulon, setelah menaklukan kerajaan hindu Banten yang dipimpin oleh raja yang bernama Pucuk Umun.

Sebagai seorang Sulton Cirebon Sunan Djati juga seorang ulama besar, selain tugasnya menata negara sunan djati juga ikut andil dalam menyebar luaskan ajaran islam beserta walisanga lainnya.
Dengan jasa dan perjuangannya, Sunan Gunung Djati akan dikenang hingga akhir masa, sampai kapanpun makamnya akan selalu ramai diziarahi oleh orang-orang yang ingin mendoakannya.

Goa Tangkuban Parahu


Goa Kahuripan terletak di puncak objek wisata Tangkuban Parahu Bandung, untuk menuju goa harus rela berjalan kaki lebih dari satu kilo, dengan berjalan disepanjang kawah ratu. Selain goa kahuripan ditempat ini ada juga air kahuripan yang letaknya pas didepan mulut goa. Menurut legenda masyarakat sekitar, bahwa goa tersebut adalah bekas tempat tinggal Ratu Dayang Sumbi sewaktu mengasingkan diri, Ratu Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu dari sang maha legenda tangkuban parahu, yaitu yang bernama Sangkuriang tokoh sakti pada zamannya.

Air Kahuripan adalah sarana untuk membersihkan diri atau sarana pemandian sewaktu Ratu Dayang Sumbi berada di Bukit Tangkuban Parahu, air kahuripan inilah yang dijadikan kebutuhan sehari-hari. Pada awal mulanya air kahuripan terletak di puncak gunung Tangkuban Parahu, namun karena situasi yang kurang aman akhirnya air kahuripan di alirkan ke depan goa kahuripan.

Mitos yang berkembang di masyarakat bahwa air kahuripan bisa dijadikan sarana berbagai pengobatan, karena dengan mitos tersebut sampai sekarang banyak peziarah yang ngalap berkah ditempat ini, selain mandi di air kahuripan dengan tujuan pengobatan, disisi lain bisa untuk menyegarkan badan dari perjalanan kaki yang sangat jauh.

Air Kahuripan dan Goa dijaga oleh seorang kuncen, yang tak lain tugasnya adalah menjaga kelestarian tempat sekitar pemandian dan goa. Para pengunjung yang berniat berziarah bisa di antar masuk oleh kuncen ke dalam goa, didalam goa telah tersedia tempat berziarah seperti kamar khusus, mungkin kamar inilah yang dijadikan kamar tidur sewaktu Ratu Dayang Sumbi tinggal berada di puncak Tangkuban Parahu, sewaktu berziarah didalam goa lampu akan dimatikan, dan para peziarah akan menikmati ke khusuan berdoa pada sang khaliq, setelah berziarah selesai kuncen akan mengajak keluar dari pintu goa belakang yang tembus ke lain tempat.

Bagi para pengunjung Tangkuban Parahu tidak ada salahnya jika mencoba menyempatkan diri untuk berdoa atau hanya sekedar melihat keberadaan goa dan air kahuripan, karena tempat bersejarah ini tidak lepas dari legenda Tangkuban Parahu.

Benar dan tidaknya sejarah tentang mitos Goa dan Air Kahuripan, semua kembali kepada diri kita masing-masing, itu semua tergantung penilaian dan keyakinan kita.

Makam Prabu Geusan Ulun



Makam Prabu Geusan Ulun

Komplek pemakaman Prabu Geusan Ulun berada di Dayeuh Luhur di atas gunung rengganis kota Sumedang, di komplek ini dimakamkan juga istri dari sang Prabu, yaitu Ratu Harisbaya dan putera nya Raden Rangga Gempol I, dan tempat muksa Eyang Jaya Perkosa .

 Tempat muksa Eyang Jaya Perkosa

Hingga saat ini komplek pemakaman Prabu Geusan Ulun selalu ramai didatangi para peziarah dari luar kota Sumedang, para peziarah datang untuk mendoakan arwah sang Prabu. Dayeuh Luhur menjadi salah satu tujuan objek wisata religi umat muslim, melainkan tempatnya diatas gunung dan dari nilai historis perjuangannya menjadi daya tarik para pengunjung, para pengunjung bisa menikmati alam sekitar yang sangat memukau dan indah dengan alam pegunungannya. 

 
Sejarah Prabu Geusan Ulun

Prabu Agung Resi Cakrabuana atau lebih dikenal Prabu Tajimalela dianggap sebagai pokok berdirinya Kerajaan Sumedang. Pada awal berdiri bernama Kerajaan Tembong Agung dengan ibukota di Leuwihideung (sekarang Kecamatan Darmaraja). Ia punya tiga putra yaitu Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun.
Berdasarkan Layang Darmaraja, Prabu Tajimalela memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tapi keduanya tidak bersedia menjadi raja. Oleh karena itu, Prabu Tajimalela memberi ujian kepada kedua putranya jika kalah harus menjadi raja. Kedua putranya diperintahkan pergi ke Gunung Nurmala (sekarang Gunung Sangkanjaya). Keduanya diberi perintah harus menjaga sebilah pedang dan kelapa muda (duwegan/degan). Tetapi, Prabu Gajah Agung karena sangat kehausan beliau membelah dan meminum air kelapa muda tersebut sehingga beliau dinyatakan kalah dan harus menjadi raja Kerajaan Sumedang Larang tetapi wilayah ibu kota harus mencari sendiri. Sedangkan Prabu Lembu Agung tetap di Leuwihideung, menjadi raja sementara yang biasa disebut juga Prabu Lembu Peteng Aji untuk sekedar memenuhi wasiat Prabu Tajimalela. Setelah itu Kerajaan Sumedang Larang diserahkan kepada Prabu Gajah Agung dan Prabu Lembu Agung menjadi resi. Prabu Lembu Agung dan para keturunannya tetap berada di Darmaraja. Sedangkan Sunan Geusan Ulun dan keturunannya tersebar di Limbangan, Karawang, dan Brebes.
Setelah Prabu Gajah Agung menjadi raja maka kerajaan dipindahkan ke Ciguling. Ia dimakamkan di Cicanting Kecamatan Darmaraja. Ia mempunyai dua orang putra, pertama Ratu Istri Rajamantri, menikah dengan Prabu Siliwangi dan mengikuti suaminya pindah ke Pakuan Pajajaran. Kedua Sunan Guling, yang melanjutkan menjadi raja di Kerajaan Sumedang Larang. Setelah Sunan Guling meninggal kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya yaitu Sunan Tuakan. Setelah itu kerajaan dipimpin oleh putrinya yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan. Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai suami yaitu Sunan Corenda, putra Sunan Parung, cucu Prabu Siliwangi (Prabu Ratu Dewata). Nyi Mas Ratu Patuakan mempunyai seorang putri bernama Nyi Mas Ratu Inten Dewata (1530-1578), yang setelah ia meninggal menggantikannya menjadi ratu dengan gelar Ratu Pucuk Umun.
Ratu Pucuk Umun menikah dengan Pangeran Kusumahdinata, putra Pangeran Pamalekaran (Dipati Teterung), putra Aria Damar Sultan Palembang keturunan Majapahit. Ibunya Ratu Martasari/Nyi Mas Ranggawulung, keturunan Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Pangeran Kusumahdinata lebih dikenal dengan julukan Pangeran Santri karena asalnya yang dari pesantren dan perilakunya yang sangat alim. Dengan pernikahan tersebut berakhirlah masa kerajaan Hindu di Sumedang Larang. Sejak itulah mulai menyebarnya agama Islam di wilayah Sumedang Larang.

Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri

Pada pertengahan abad ke-16, mulailah corak agama Islam mewarnai perkembangan Sumedang Larang. Ratu Pucuk Umun, seorang wanita keturunan raja-raja Sumedang Larang kuno yang merupakan seorang Sunda muslimah; menikahi Pangeran Santri (1505-1579 M) yang bergelar Ki Gedeng Sumedang dan memerintah Sumedang Larang bersama-sama serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut. Pangeran Santri adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman (Sunan Panjunan) dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi, seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari Mekkah dan menyebarkan agama Islam di berbagai penjuru daerah di kerajaan Sunda. Pernikahan Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun ini melahirkan Prabu Geusan Ulun atau dikenal dengan Prabu Angkawijaya. Pada masa Ratu Pucuk Umun, ibukota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya.
Dari pernikahan Ratu Pucuk Umun dengan Pangeran Santri memiliki enam orang anak, yaitu :
  1. Pangeran Angkawijaya (yang terkenal dengan gelar Prabu Geusan Ulun)
  2. Kiyai Rangga Haji, yang mengalahkan Aria Kuda Panjalu ti Narimbang, supaya memeluk agama Islam.
  3. Kiyai Demang Watang di Walakung.
  4. Santowaan Wirakusumah, yang keturunannya berada di Pagaden dan Pamanukan, Subang.
  5. Santowaan Cikeruh.
  6. Santowaan Awiluar.
Ratu Pucuk Umun dimakamkan di Gunung Ciung Pasarean Gede di Kota Sumedang.

Prabu Geusan Ulun

Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Ia menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota. Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang Larang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608, putera angkatnya, Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.
Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh Kerajaan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu Kerajaan Pajajaran hancur. Pada saat-saat kekalahan Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan Keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi ke Kerajaan Sumedang Larang dengan rakyat Pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga Lante. Kandaga Lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Raja Pajajaran, kalung bersusun dua dan tiga, serta perhiasan lainnya seperti benten, siger, tampekan, dan kilat bahu (pusaka tersebut masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun di Sumedang). Kandaga Lante yang menyerahkan tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah Jayaperkosa, Batara Dipati Wiradijaya atau Embah Nangganan, Sanghyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana atau Embah Terong Peot.
Walaupun pada waktu itu tempat penobatan raja direbut oleh pasukan Banten (wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun, maka dapat dianggap bahwa Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan menjadi bagian Kerajaan Sumedang Larang, sehingga wilayah Kerajaan Sumedang Larang menjadi luas. Batas wilayah baratnya Sungai Cisadane, batas wilayah timurnya Sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta), batas sebelah utaranya Laut Jawa, dan batas sebelah selatannya Samudera Hindia.
Secara politik Kerajaan Sumedang Larang didesak oleh tiga musuh: yaitu Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusan Ulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi; pasukan VOC di Jayakarta yang selalu mengganggu rakyat; dan Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan Kesultanan Banten. Pada masa itu Kesultanan Mataram sedang pada masa kejayaannya, banyak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara yang menyatakan bergabung kepada Mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusan Ulun menyatakan bergabung dengan Kesultanan Mataram dan beliau pergi ke Demak dengan tujuan untuk mendalami agama Islam dengan diiringi empat prajurit setianya (Kandaga Lante). Setelah dari pesantren di Demak, sebelum pulang ke Sumedang Larang ia mampir ke Cirebon untuk bertemu dengan Panembahan Ratu penguasa Cirebon, dan disambut dengan gembira karena mereka berdua sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati.
Dengan sikap dan perilakunya yang sangat baik serta wajahnya yang rupawan, Prabu Geusan Ulun disenangi oleh penduduk di Cirebon. Permaisuri Panembahan Ratu yang bernama Ratu Harisbaya jatuh cinta kepada Prabu Geusan Ulun. Ketika dalam perjalanan pulang ternyata tanpa sepengetahuannya, Ratu Harisbaya ikut dalam rombongan, dan karena Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri akhirnya dibawa pulang ke Sumedang Larang. Karena kejadian itu, Panembahan Ratu marah besar dan mengirim pasukan untuk merebut kembali Ratu Harisbaya sehingga terjadi perang antara Cirebon dan Sumedang Larang.
Akhirnya Sultan Agung dari Mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Panembahan Ratu. Panembahan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang Larang menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah Cirebon. Karena peperangan itu pula ibukota dipindahkan ke Gunung Rengganis, yang sekarang disebut Dayeuh Luhur.
Prabu Geusan Ulun memiliki tiga orang istri: yang pertama Nyi Mas Cukang Gedeng Waru, putri Sunan Pada; yang kedua Ratu Harisbaya dari Cirebon, dan yang ketiga Nyi Mas Pasarean. Dari ketiga istrinya tersebut ia memiliki lima belas orang anak:
  1. Pangeran Rangga Gede, yang merupakan cikal bakal bupati Sumedang
  2. Raden Aria Wirareja, di Lemahbeureum, Darmawangi
  3. Kiyai Kadu Rangga Gede
  4. Kiyai Rangga Patra Kalasa, di Cundukkayu
  5. Raden Aria Rangga Pati, di Haurkuning
  6. Raden Ngabehi Watang
  7. Nyi Mas Demang Cipaku
  8. Raden Ngabehi Martayuda, di Ciawi
  9. Rd. Rangga Wiratama, di Cibeureum
  10. Rd. Rangga Nitinagara, di Pagaden dan Pamanukan
  11. Nyi Mas Rangga Pamade
  12. Nyi Mas Dipati Ukur, di Bandung
  13. Rd. Suriadiwangsa, putra Ratu Harisbaya dari Panembahan Ratu
  14. Pangeran Tumenggung Tegalkalong
  15. Rd. Kiyai Demang Cipaku, di Dayeuh Luhur.
Prabu Geusan Ulun merupakan raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, karena selanjutnya menjadi bagian Mataram dan pangkat raja turun menjadi adipati (bupati).

Pemerintahan di bawah Mataram

Dipati Rangga Gempol

Pada saat Rangga Gempol memegang kepemimpinan, pada tahun 1620 M Sumedang Larang dijadikannya wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram di bawah Sultan Agung, dan statusnya sebagai 'kerajaan' diubahnya menjadi 'kabupatian wedana'. Hal ini dilakukannya sebagai upaya menjadikan wilayah Sumedang sebagai wilayah pertahanan Mataram dari serangan Kerajaan Banten dan Belanda, yang sedang mengalami konflik dengan Mataram. Sultan Agung kemudian memberikan perintah kepada Rangga Gempol beserta pasukannya untuk memimpin penyerangan ke Sampang, Madura. Sedangkan pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada adiknya, Dipati Rangga Gede.

Dipati Rangga Gede

Ketika setengah kekuatan militer kadipaten Sumedang Larang diperintahkan pergi ke Madura atas titah Sultan Agung, datanglah dari pasukan Kerajaan Banten untuk menyerbu. Karena Rangga Gede tidak mampu menahan serangan pasukan Banten, ia akhirnya melarikan diri. Kekalahan ini membuat marah Sultan Agung sehingga ia menahan Dipati Rangga Gede, dan pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada Dipati Ukur.

Dipati Ukur

Tanggal 12 Juli 1628, datang utusan Mataram ke Timbanganten (Tatar Ukur). Membawa surat tugas dari Sultan Agung, untuk memerintahkan Adipati Wangsanata atau disebut juga Wangsataruna alias Dipati Ukur, untuk memimpin pasukannya dan menyerbu VOC di Batavia membantu pasukan dari Jawa. Waktu itu bulan Oktober tahun 1628. Dalam surat tersebut ada semacam perjanjian bahwa pasukan Sunda harus menunggu Pasukan Jawa di Karawang sebelum nantinya bersama-sama menyerang Batavia. Tapi, setelah seminggu ditunggu ternyata pasukan dari Jawa tak juga kunjung datang sementara logistic makin menipis. Karena logistic yang kian menipis dan takut kalau mental prajurit keburu turun maka Dipati Ukur pun memutuskan untuk terlebih dahulu pergi ke Batavia menggempur VOC sambil menunggu bantuan pasukan dari Jawa.
Baru dua hari Pasukan Sunda yang dipimpin oleh Dipati Ukur berperang melawan VOC, pasukan Jawa datang ke Karawang dan mendapati bahwa Pasukan Sunda tak ada di sana. Tersinggung karena merasa tak dihargai, bukannya membantu pasukan Sunda yang sedang mati-matian menggempur VOC pasukan Jawa ini malah memusuhi Pasukan Sunda.
Ditengah kekalutan itu, datang utusan dari Dayeuh Ukur membawa surat dari Enden Saribanon yang merupakan istri dari Dipati Ukur yang mengabarkan bahwa para gadis, istri-istri prajurit dan bahkan dirinya sendiri pun hampir diperkosa oleh panglima utusan Mataram dan pasukannya. Panglima dari Mataram itu sendiri ada di Dayeuh Ukur dalam rangka mengantarkan surat dari Sultan Agung dan begitu mendengar bahwa Dipati Ukur tak mengindahkan pesan dari Sultan Agung untuk menunggu pasukan Jawa di Karawang, para panglima ini kemudian melampiaskan kemarahannya dengan memperkosa gadis-gadis dan juga merampas harta benda mereka.
Mendengar kabar itu, Dipati Ukur yang sedang berperang memutuskan untuk menghentikan perang dan kembali ke Pabuntelan (Paseurdayeuh Tatar Ukur, atau Baleendah - Dayeuhkolot sekarang). Dipati Ukur yang marah dengan kelakuan para utusan Mataram itu sesampainya di Pabuntelan langsung menghabisi para utusan Mataram itu. Sayangnya, dari semua utusan itu ada satu orang yang lolos dari kematian dan kemudian melapor kepada Sultan Agung perihal apa yang dilakukan oleh Dipati Ukur terhadap teman-temannya.
Dalam ‘Negara Kerta Bhumi’ disebutkan bahwa salah satu watak Sultan Agung adalah jika memberi tugas kepada bawahannya itu tidaklah boleh gagal. Jika gagal maka sudah dipastikan bahwa yang bersangkutan akan dihukum mati. Maka, panglima Mataram yang lolos ini pun agar terhindar dari hukuman mati mengaranglah ia tentang kenapa pasukan Mataram bisa gagal menaklukan VOC. Semua kesalahan itu ditimpakan ke pundak Dipati Ukur. Sultan Agung pun murka karena bagaimana pun juga mundurnya Dipati Ukur dari medan perang merupakan kerugian besar bagi Mataram. Intinya, penyebab kalahnya Mataram adalah karena mundurnya Dipati Ukur. Oleh karenanya, Dipati Ukur dicap penghianat dan mau memberontak kepada Mataram. Jadi, karena Dipati Ukur dianggap memberontak maka Dipati Ukur pun oleh Sultan Agung pantas dihukum mati. Akhirnya Sultan Agung pun menyuruh Cirebon untuk menangkap Dipati Ukur hidup atau mati. Penumpasan Dipati Ukur itu dipimpin langsung oleh Tumenggung Narapaksa dari Mataram.
Dari kenyatan itu, Dipati Ukur kemudian sadar bahwa dirinya sejak sekarang harus menghadapi Mataram. Kekuatan pun di susun. Dipati Ukur mulai melobi beberapa bupati untuk juga melawan Mataram dan menjadi kabupaten yang mandiri. Ajakan ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian ada yang setuju seperti Bupati Karawang, Ciasem, Sagalaherang, Taraju, Sumedang, Pamanukan, Limbangan, Malangbong dan sebagainya. Dan sebagian laginya tidak setuju. Di antara yang tidak setuju itu adalah Ki Somahita dari Sindangkasih, Ki Astamanggala dari Cihaurbeuti, dan Ki Wirawangsa dari Sukakerta.
Belum juga Dipati Ukur berhasil mewujudkan impiannya untuk mendirikan kabupaten mandiri yang lepas dari kekuasan Mataram tiba-tiba Bagus Sutapura, salah satu pemuda yang sakti mandraguna (putra dari bupati Kawasen, wilayah Galuh) yang merupakan algojo yang dimintai tolong oleh Tumenggung Narapaksa keburu datang untuk menangkapnya. Terjadilah pertarungan sengit antar keduanya (dikabarkan hingga 40 hari 40 malam). Setelah semua tenaga terkuras akhirnya Dipati Ukur pun dapat diringkus kemudian dibawa ke Cirebon untuk diserahkan ke Mataram. Dipati Ukur pun akhirnya di hukum mati di alun-alun Mataram dengan cara dipenggal kepalanya. Sepeninggal Dipati Ukur wafat, kekuasan Mataram di tatar Sunda pun kian kukuh. Bahkan di wilayah pesisir utara, banyak pasukan Mataram yang tak kembali lagi ke Mataram dan lebih memilih memperistri penduduk setempat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup para prajurit ini kemudian banyak yang membuka lahan sawah terutama di daerah Karawang, berbeda dengan kebiasaan masyarakat Sunda waktu itu yang umumnya berkebun. Mungkin, inilah yang pada akhirnya sampai sekarang Karawang terkenal dengan sawahnya dan menjadi salah satu lumbung padi di Jawa Barat.


Sumber:

Objek Wisata Solear Tangerang

Solear berada di Provinsi Banten Kec Solear Cisoka Tangerang, tempat ini banyak menyimpan sejarah perjuangan para pejuang di keSultanan Banten. Banyaknya makam pejuang yang masih utuh membuktikan bahwa tempat ini adalah basis pertahanan dan markas besar, atau persinggahan prajurit yang hendak ke kesultanan Banten.

Yang paling di keramatkan adalah makam Syekh Mas Masad, yaitu panglima perang dari Cirebon yang diutus membantu Banten untuk menyebarkan agama islam, dan mempertahankan kerajaan Banten dari serangan kerajaan Pajajaran. Syekh Mas Masad memilih wilayah Solear sebagai basis pertahanan kesultanan Banten, dan mendirikan pondok pesantren sebagai sarana penyebaran islam, karena tempat ini sangat strategis menangkal serangan Pajajaran dari Bogor.Syekh Mas Masad sering mendapatkan perlawanan dari kerajaan Pajajaran, karena Pajajaran merasa terancam wilayahnya dan tidak menginginkan ajaran islam menyebar di daerah kekuasaannya, sehingga peperangan ini tidak bisa dihentikan hingga akhir hayatnya. Sekh Mas Masad meninggal di karenakan sakit dan di kebumikan di Solear dimana beliau menyebarkan ajaran islam. Setelah wafatnya sang syekh, Sulton Banten mengutus kembali penerus perjuangannya, yaitu : Syekh Mubarok.

Hingga kini perjuangan dan jasa-jasa beliau tidak pernah dilupakan oleh masyarakat Banten, makamnya yang selalu ramai dikunjungi peziarah hingga saat ini tidak pernah sepi. Para peziarah bukan saja dari Banten, dari luar daerah pun banyak yang berziarah ketempat ini.
Dan yang menjadi daya tarik pengunjung adalah banyaknya primata monyet ekor panjang, yang jumlahnya kisaran 500 ekor. Para pengunjung yang datang akan langsung disambut oleh ratusan monyet, dan jangan merasa takut karena monyet itu mengira pengunjung membawa makanan untuk para monyet. Jadi bila hendak ke Solear jangan lupa persiapan membawa makanan ke sukaan monyet, seperti kacang-kacangan, pisang dan buah-buahan lainnya.

Tapi jangan merasa kuatir bagi para pengunjung yang tidak membawa makanan untuk monyet, para pedagang kecil di solear menjajakan makanan kacang dan pisang, yang diperuntukan untuk memberi makan monyet.

Curug Cigamea

Tampak dikejauhan
Objek wisata air terjun Curug Cigamea berada di kawasan kaki gunung salak, Desa Gunungsari, Kec Pamijahan Bogor Jawa Barat, dan masih termasuk lingkup taman nasional gunung Halimun, tidak jauh dari Curug Cigamea terdapat beberapa curug, yaitu: Curug Ngumpet, Curug Cihurang dan Curug Seribu.

Bagi para pecinta wisata air terjun, tempat ini bisa menjadi tujuan favorit wisata air terjun, selain keindahan alamnya yang masih eksotik, di Taman Nasional Gunung Halimun Salak kawasan ini menyimpan beberapa air terjun yang dijadikan tujuan objek wisata. Jadi para pengunjung tidak akan merasa bosan menikmati alam gunung salak karena bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata, dan posisinya tidak terlalu jauh untuk dikunjungi dari tempat ketempat yang lainnya.
dibawah area air terjun
Selain wisata air terjun para pengunjung bisa mencoba terapi ikan, menurut sumber terapi ikan ini bisa membuat kulit menjadi bersih karena sel kulit yang sudah mati dimakannya, gigitannya merangsang sel-sel syaraf, menghilangkan stres, peredaran darah menjadi lancar dan anggota badan akan terasa refresh kembali.

Untuk sarana umum seperti : toilet umum, warung kecil, penginapan, penjual pakaian dan souvenir yang bergambar Curug Cigamea sudah terpampang rapi disepanjang jalan setapak menuju air terjun, untuk memudahkan para pengunjung akses jalan menuju air terjun sudah sangat rapi, jalan sudah di conblock.

Udaranya yang sangat segar dan sehat dengan dikelilingi pegunungan membuat jiwa kita menjadi fresh, panorama alamnya yang begitu indah dan asri menjadikan objek wisata air terjun ini dijadikan salah satu tujuan wisata favorit pecinta alam, selamat berkunjung ke Curug Cigamea.

Gunung Pulosari Pandeglang

Tampak di Kejauhan
Gunung Pulosari adalah gunung berapi aktif yang berada di wilayah kabupaten Pandeglang, walaupun didalam catatan sejarah belum tertulis bahwa gunung pulosari pernah meletus. Posisi gunung Pulosari jaraknya sangat dekat dengan gunung Karang yaitu bagian arah selatan.

Pulo Sari adalah saksi sejarah kejayaan peradaban masa lalu, keberadaanya sangat misterius dan beraroma mistis sangat kuat, terbukti banyaknya peninggalan situs bersejarah di areal pegunungan ini.Gunung ini sangat disakralkan atau dikeramatkan oleh masyarakat indonesia, terlihat dari masyarakat yang banyak mengunjungi gunung ini, tujuannya ke tempat-tempat yang dia anggap suci yang mengandung sejarah besar, atau ke tempat tokoh - tokoh pembesar yang keberadaanya di gunung pulo sari.

Gunung Pulosari banyak menyimpan sejarah dan disebut juga sebagai gunung peradaban masa lalu yang masih menyimpan banyak rahasia. Banyaknya peninggalan-peninggalan peradaban masa lalu yang masih tertata rapi di gunung ini, seperti situs kerajaan Salakanagara yang diperkirakan paling tua di Nusantara ini berada di sebelah utara gunung, komplek batu-batu menhir, arca sanghyang Dengdek, dan komplek megalitikum banyak ditemukan di gunung Pulosari.
Pemandangan Alam Sekitar
Selain menyimpan banyak sejarah gunung pulosari dijadikan tujuan para wisata dan pendaki gunung, keindahan alam dan tempat-tempat bersejarahnya membuat semua orang penasaran untuk mengunjunginya. Tempat berwisata alam yang berada di gunung pulosari adalah : Kawah Ratu, Curug Putri, air terjun, situs peradaban masa lalu, arca, Situs Kerajaan Salakanagara, komplek megalitik dan batu-batu menhir.

Sejarah yang berkembang di masyarakat hingga saat ini adalah bahwa gunung pulosari dan gunung Karang adalah gunung yang dikeramatkan oleh kerajaan Sunda, yang pada waktu itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Pucuk Umun, yang berlokasi kerajaannya di Banten Girang. Namun kerajaan Pucuk Umun dapat dikalahkan oleh kerajaan Cirebon atas dukungan Demak, yang dipimpin oleh Sulton Syarief Hidayatullah Sulton Cirebon. Dengan kekalahan Banten Girang maka diangkatlah Putera Sulton Syarief Hidayatullah sebagai Raja baru di Banten Girang, yaitu Sulton Maulana Hasanudin. Sejarah mencatat bahwa Sulton Maulana Hasanudin bukanlah mendirikan kerajaan baru di daerah Banten, melainkan penerus Raja Pucuk Umun atas kekalahannya, dan mengambil alih kerajaan Banten Girang.

Cara Klaim Kecelakaan Kerja Ke BPJSKetenagakerjaan

Setiap perusahaan wajib mengikut sertakan seluruh tenaga kerjanya sebagai keanggotaan peserta BPJSTK (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja), dan setiap perusahaan wajib memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawannya dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari di lingkup perusahaan. Program BPJSTK adalah hak wajib yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja, dan sudah diatur sesuai perundang-undangan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dan jika perusahaan tidak mengikutsertakan tenaga kerjanya sebagai peserta BPJSTK, maka perusahaan tersebut bisa dikenakan sanksi atau pidana sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.


Berikut ini langkah-langkah mengajukan klaim kecelakaan kerja ke BPJSTK :

Jika perusahaan mendaftar sebagai peserta BPJSTK, maka mintalah formulir LAPORAN KECELAKAAN KERJA untuk persiapan diperusahaan, diantaranya ialah formulir :

    a. LAPORAN KECELAKAAN TAHAP I
    b. LAPORAN KECELAKAAN TAHAP II 
    c. SURAT KETERANGAN DOKTER BENTUK KK 4
    d. SURAT KUASA

Langkah-langkah dibawah berikut akan menjelaskan bagaimana caranya laporan kecelakaan kerja dan klaim berobat karyawan ke BPJSTK.

A. Langkah pertama: ( jika terjadi kecelakaan )

Jika terjadi kecelakaan kerja diperusahaan, segeralah ke kantor BPJSTK untuk meminta formulir (jika belum punya) LAPORAN KECELAKAAN KERJA TAHAP 1, isilah formulir tersebut sesuai dengan petunjuk yang tertera di formulir BPJSTK, dan jangan lupa perlembar formulir untuk di stempel cap perusahaan .

Setelah formulir LAPORAN KECELAKAAN KERJA TAHAP 1 sudah di isi, bawa langsung ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) daerah setempat untuk laporan, setelah dilaporkan ke Disnaker selanjutnya bawa ke kantor BPJSTK sebagai laporan kecelakaan tahap pertama.
Ket : (tahap 1 selesai sampai disini, sambil menunggu berobat jalan selesai)

B. Langkah Kedua :

Jika sudah tidak ada perawatan berlanjut dan dinyatakan sembuh total oleh dokter pemeriksa, maka dilanjutkan mengisi LAPORAN KECELAKAAN TAHAP II, kumpulkan semua kwitansi berobat sebagai bukti biaya pengobatan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan sebagai lampiran laporan tahap II adalah :

a. Kwitansi pengobatan
b. Fotocopy KTP (yang terkena kecelakan)
c. Fotocopy Kartu KPJ (yang terkena kecelakaan)
d. Absensi tanggal kecelakaan

Lampirkan semua persyaratan diatas untuk melengkapi formulir tahap II pengajuan klaim ke BPJSTK, dan tunggu SURAT KETERANGAN DOKTER BENTUK KK 4.

C. Langkah ketiga :
    Bawalah SURAT KETERANGAN DOKTER BENTUK KK 4 ke dokter pemeriksa, minta dokter pemeriksa perawatan sewaktu berobat untuk mengisi formulir tersebut, dan jangan lupa semua formulir perlembar distempel oleh dokter pemeriksa. Mengingat surat ini sangat penting, jadi dokter pemeriksa harus mengisi dengan sebenar-benarnya, karena sebagai bukti pernyataan pengobatan dan diagnosis dokter, atas apa yang terjadi yang di akibatkan oleh kecelakaan kerja.
D. Langkah Ke empat

I. Siapkan SURAT KUASA yang telah di isi oleh oleh perusahaan dan di bubuhi materai, disertakan dua fotocopi.
a. Fotocopy 1 lembar ( yang menguasakan)
b. Fotocopy 1 lembar ( yang di kuasakan )
Pengertian :
a. Yang menguasakan adalah perwakilan perusahaan atau kepala HRD, biasanya di sebuah perusahaan departement HRD yang mengurus di bidang ini.
b. Yang dikuasakan adalah orang yang di tugaskan atau menyerahkan laporan ke BPJSTK, yang dipercayakan oleh perusahaan.

Langkah Terakhir :

Siapkan formulir dibawah ini :
1. LAPORAN KECELAKAAN TAHAP II
2. SURAT KETERANGAN DOKTER BENTUK KK 4
3. SURAT KUASA (hanya untuk jamsostek)

Selanjutnya bawa formulir no 1 dan 2 ke Disnaker untuk dilaporkan, setelah selesai dari Disnaker dilanjutkan ke kantor BPJSTK untuk menyerahkan formulir 1, 2 dan 3.

Pengertian no 3 :
Surat kuasa adalah surat dimana BPJSTK dan perusahaan mengadakan perjanjian, surat kuasa berlaku hanya satu tahun, hanya nama yang tercantum di perjanjian surat kuasa yang bisa mewakili pengambilan biaya penggantian dari Jamsostek.

Nah sekarang tinggal tunggu cair deh uangnnya dari BPJSTK..... mau cash atau transfer ?.


Wisata air panas Cisolok Sukabumi

 
Objek wisata air panas di Desa Cisolok Kabupaten Sukabumi sangat disayangkan jika terlewatkan, karena jaraknya sangat dekat dengan pantai Pelabuhan Ratu, hanya kisaran 20km. Wisata air panas Cisolok bisa menjadi tujuan wisata yang kedua setelah Pelabuhan Ratu, dengan jalannya yang berliku mengelilingi gunung, membuat perjalanan anda akan sangat merasa kagum melihat pemandangan alam yang begitu indahnya dari ketinggian.

Air panas Cisolok selalu ramai dikunjungi sebagai tempat tujuan wisata pemandian air panas, jika ingin melihat kemunculan pelangi para pengunjung harus datang lebih pagi, disitu para pengunjung bisa berfoto dengan pelangi. Yang lebih uniknya lagi ketika berada di air panas posisi tubuh akan selalu ditengah-tengah pelangi kemanapun tubuh bergeser, indah bukan....., jadi moment ini harus diabadikan karena jarang sekali terjadi ditempat wisata lainnya. Eit tapi jangan lupa ya kalau mau berfoto dengan pelangi harus pagi-pagi sekali....

Bagi para pengunjung yang hobis dengan telur rebus, jangan kuatir karena di air panas ini bisa untuk merebus telur sampai matang. Sambil menunggu telur menjadi matang alangkah baiknya mencoba mandi di dekat pancuran air panas, dengan semburan air panasnya akan sangat terasa hangat ditubuh, sehingga tubuh akan terasa fresh kembali.

Lokasi pemandian air panas Cisolok Sukabumi tempatnya sangat strategis untuk tujuan wisata alam, karena tempatnya dikelilingi oleh pegunungan, selain menikmati pemandian air panas dan pancuran air panas, untuk alam sekitar dan pegunungannya membuat pengunjung menjadi enggan meninggalkan pemandian air panas Cisolok Sukabumi.

Pulau Tidung

 

Pulau Tidung terletak diwilayah Kepulauan Seribu bagian selatan, yaitu Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu Jakarta. Pulau Tidung terbagi dua pulau, yaitu Tidung besar dan Tidung kecil, dengan hamparan pasir putihnya yang lembut membuat Tidung menjadi indah, kedua pulau Tidung dihubungkan oleh jembatan yang diberi nama warga sekitar jembatan cinta.

Untuk Tidung besar dihuni sekitar kurang lebih 5000 jiwa penduduk, sedangkan Tidung kecil tidak berpenduduk hanya kawasan hutan mangrove, Tidung kecil digunakan sebagai pulau pelestarian hutan mangrove, untuk menuju Tidung kecil harus menyebrangi jembatan cinta.
Banyak jalan untuk menuju Pulau Tidung, sarana ke Pulau Tidung harus dengan perahu penumpang salah satunya bisa didermaga Marina Ancol, Muara Angke, Tanjung Pasir, dan Tanjung Kait.
Pulau Tidung adalah salah satu pulau yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan sebagai tempat rekreasi. Karena ke indahannya, Tidung selalu ramai didatangi pengunjung, para pengunjung bukan saja bisa menikmati keindahan pulaunya, berbagai arena bermain dilaut seperti : Banana boat, Donat boat, Sofa boat & Snorkling sudah disiapkan semuanya di Pulau Tidung. Wisata bawah laut yang ada di Bunaken mungkin terlalu jauh, tetapi tidak perlu penasaran karena di Pulau Tidung wisata bawah lautnya yang tidak kalah indah pengunjung bisa menikmatinya.
Wisata bahari Pulau Tidung bisa menjadi tempat favorit untuk dikunjungi, yaitu karena keindahan pulau, hamparan pasir putih, keindahan alam bawah laut, dan pelestarian hutan mangrove. Untuk mengelilingi dan melihat keindahan Pulau Tidung, para penduduk pulau sudah menyiapkan sepeda yang siap disewakan, dan bagi yang akan bermukim tidak usah merasa takut tidak mendapatkan tempat tidur, karena di Tidung banyak sekali villa-villa yang disewakan.

Sebagai salah satu kelurahan di kepulauan seribu, pulau Tidung sudah termasuk wilayah yang berkembang dan maju, seperti fasilitias umum, kantor polisi, sekolah dari SD sampai dengan jenjang SMU, kantor kelurahan, dan makam Raja Pandita VII Pulau Tidung yang berasal dari Kalimantan.