Sejarah Syekh Asnawi Caringin

Banten terkenal dengan sebutan kota santri, karena dari daerah inilah banyak melahirkan kader-kader ulama besar, dan para syekh. Bisa dilihat dari segi sejarah dan tempat pemakaman para syekh yang tersohor ilmunya, hampir diseluruh pelosok daerah banten dari kota hingga kepedesaan terdapat makam para syekh / ulama yang menyebarkan ajaran islam, untuk menghormati dan mengenang perjuangannya makam para syekh biasanya dibuatkan bangunan khusus,. Makam para syekh oleh masyarakat biasanya dikeramatkan dan dianggap suci, bahkan makamnya selalu ramai dikunjungi oleh peziarah untuk mendoakan arwahnya.
Makam Syekh Asnawi Caringin

Sebut saja Syekh Asnawi Caringin yang kelahiran banten, nama beliau terkenal seantero raya, beliau kelahiran kota Pandeglang tepatnya Kp. Caringin. Beliau dilahirkan dari pasangan seorang alim yang bernama Syekh Abdurahman dengan Ratu Sabi'ah, silsilah garis keturunan dari sang ayah dari Sultan Agung Mataram.

Karena kelahiran dari keluarga ulama, ayahnya mendidik anak-anaknya dengan mengajari ilmu agama dari kecil, semasa kecil Syekh Asnawi sudah menunjukan kecerdasannya yang bisa menghafal banyak ayat-ayat al-quran, menurut sejarah syekh Asnawi pada usia sangat muda sudah sangat gemar belajar ilmu agama kepada guru-gurunya dibanten, karena merasa masih belum cukup menimba ilmu agama di tanah kelahirannya, bahkan ayahnya mengirim langsung ke negara mekah untuk menimba ilmu yang lebih mendalam kepada para syekh yang berada dikota Mekah.

Dikota Mekah Syekh Asnawi bertemu dengan Syekh Nawawi Al-Bantani, sehingga bergurulah Asnawi kepada Syekh Nawawi Al-Bantani untuk belajar mengaji, waktu itu Syekh Nawawi Al-Bantani sudah menjadi guru yang mengajar ilmu agama di masjidil haram, dikota mekah Syekh Asnawi bukan saja berguru kepada Syekh Nawawi Al-Bantani, tetapi masih banyak lagi guru sufi tersohor yang diguruinya.

Melihat kepiawaian dan kecerdasan Syekh Asnawi dalam belajar mengaji, para gurunya sangatlah bangga dan senang, setelah bertahun-tahun menimba ilmu dikota mekah, akhirnya Syekh Asnawi merasa rindu dan ingin pulang ketanah kelahirannya kembali, Syekh Asnawi meminta izin pulang kepada gurunya untuk berdakwah ditanah kelahirannya, akhirnya pulanglah sang syekh dari tanah arab dengan bekal ilmu agama yang cukup.

Sepulangnya ke banten Syekh Asnawi terus berdakwah, dan membuat pusat pengajian pesantren di kampungnya Caringin, juga dibangunlah masjid yang sekarang masih berdiri kokoh, semakin lama pesantrennya banyak santri yang menimba ilmu kepadanya, bahkan santrinya banyak yang dari luar pulau jawa. Melihat penindasan yang dilakukan Belanda kepada masyarakat, akhirnya Syekh Asnawi berdakwah dengan mengobarkan api perlawanan kepada penjajah Belanda, perlawanan Syekh Asnawi kepada penjajah Belanda akhirnya terendus dan sang syekh dianggap pemberontak yang berbahaya, sehingga terus diawasi gerak geriknya oleh Belanda. Banyak kader-kader pejuang yang dilahirkan oleh sang syekh sehingga Belanda menjadi dirugikan karena banyaknya perlawanan. Sang syekh akhirnya pernah ditangkap dan dipenjara, juga diasingkan ke daerah Cianjur.

Walaupun pernah dipenjara Syekh Asnawi terus melakukan perlawanan kepada kolonial belanda, selain seorang ulama syekh Asnawi juga pejuang kemerdekaan, dengan jasa dan perjuangannya kini makamnya selalu dipenuhi peziarah, Syekh Asnawi menghembuskan nafas terakhirnya tahun 1937 dan dimakamkan di Kp. Caringin-Pandeglang tempat kelahirannya.


2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum.
    Pak goffar,adakah putra syekh asnawi yg bernama nahrowi yg tinggal dan meninggal di semarang? saya cucu mbah nahrowi.konon buyut saya mbah asnawi jg meninggal di banten.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam wrwb, kemungkinan besar masih segaris keturunan, karena syekh asnawi masih keturunan ke sultanan mataram / demak & kesultanan banten. mungkin Nahrowi ini ketempat saudaranya yg di jawa dan menetap hingga akhir hayatnya. coba cari silsilah syeh asnawi

      Hapus