Makam Kanjeng Sunan Kalijaga


Makam Sunan kalijaga berada didaerah Kadilangu Demak, Jawa Tengah. Makamnya tidak jauh dari Masjid Agung Demak, makamnya yang megah dan berciri bangunan atap khas jawa, diareal pemakamannya banyak keturunan sunan kalijaga yang dimakamkan disana.

Sunan Kalijaga dilahirkan dari keluarga bangsawan kerajaan atau ningrat, yang bernama Raden Said, ia adalah putra Adipati Tuban Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur, semasa kecil sunan kalijga sangat rajin belajar mengaji dan belajar kesenian. Jadi tidak heran semasa mengislamisasikan pulau jawa tidak lepas dari kesenian, semua kesenian diadopsi dengan unsur keagamaan, sesuai tuntunan ajaran islam, sehingga kesenian yang diajarkan sunan kalijaga selalu menceritakan keluhuran agama islam. Kesenian yang paling populer diciptakan sunan kalijaga seperti : lagu Ilir-ilir, Gundul-gundul pacul, dan perayaan gerebeg mauludan, Sekatenan, layang kalimasada, wayang golek bernuansa islam.

Sebelum menjadi seorang mubaligh Raden Said adalah perampok besar, dan yang dirampok adalah orang kaya yang kikir dan pelit, hasil rampokannya terus dibagikan kepada fakir miskin, bahkan harta orang tuanya pun menjadi korban perampokan yang ikut dibagikan. Raden Said menjadi perampok karena banyaknya ketidak adilan dari kerajaan, kerajaan tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya sehingga kelaparan dan penyakit dimana-mana, dan disitulah sunan kalijaga berinisiatif untuk merampok. Perbuatan Raden Said diketahui oleh ayahnya sehingga menjadi murka, dan diusirlah dari rumah.

Ketika diperjalanan disebuah hutan Raden Said bertemu dengan kakek tua berjubah putih, sunan kalijaga melirik kepala tongkat sang kakek yang terbuat dari emas, dan disitulah timbul niat sunan kalijaga untuk merampas tongkat sang kakek, karena ketertarikannya itulah sunan kalijaga langsung merampas tongkat dari tangan kakek, terjadilah saling tarik menarik antara sunan kalijga dan si kakek tua, sunan kalijaga akhirnya berhasil merampas tongkat, dan sang kakek tua itu tersungkur jatuh ketanah. Kakek tua itu menangis sangat sedih, dan sunan kalijaga mendekati kakek itu seraya berkata : Jangan kau menangis kakek tua....'' kakek itu menjawab'' Aku menangis bukan karena tongkat itu kau ambil anak muda, tetapi aku menangisi rumput yang tidak berdosa ini tercabut olehku dan aku telah membunuhnya....''. Mendengar ucapan sang kakek, hati sunan kalijaga menjadi gemetar dan terharu dengan kemuliaan hatinya, akhirnya sunan kalijaga mengembalikan tongkat milik kakek itu. 

Setelah tongkat dikembalikan, maka ditunjuklah pohon aren dengan tongkatnya, tidak lama pohon aren itu berubah menjadi pohon emas, dan kakek itu berkata'' Anak muda, jika emas yang kau butuhkan ambilah itu''...tanpa pikir panjang sunan kalijaga langsung mengambil buah aren emas, sehingga Raden Said pingsan tertimpa buah aren emas itu. Ketika sadarkan diri, sunan kalijaga melihat pohon aren itu berubah menjadi pohon biasa lagi, dan teringat kepada kakek itu, sunan kalijaga langsung mencari kakek itu kesegala arah, dan bertemulah disebuah sungai yang besar, sunan kalijaga bertanya'' Kakek ini siapa dan mau kemana ..?'' dan kakek itu menjawab'' Aku ini Sunan Bonang''... disisi sungai itulah Raden Said meminta untuk diangkat menjadi muridnya, Sunan Bonang mengajukan satu syarat untuk menjadi muridnya, sarat itu adalah dimintanya Raden Said untuk menjaga tongkat sunan bonang yang ditancapkan disisi sungai, tongkat itu harus dijaga sampai sunan bonang kembali.

Beberapa tahun kemudian Sunan Bonang kembali teringat kepada tongkat yang dititipkan kepada Raden Said, Sunan Bonang akhirnya mendatangi dimana tongkat itu ditancapkan, ketika sampai sunan bonang sangat terkejut melihat Raden Said masih bertapa menjaga tongkat yang dititipkannya, Raden Said dipenuhi lumut dan pepohonan dipinggir sungai, Sunan bonang sangat terharu melihat kesungguhan hati dan tekad Raden Said yang bersungguh-sungguh untuk menjadi muridnya. Semenjak itu Sunan Bonang memberikan gelar kepada Raden Said sebagai Sunan Kalijaga, yaitu dengan arti orang yang menjaga kali. Akhirnya Sunan Kalijaga menimba ilmu keagamaan kepada gurunya yaitu Sunan Bonang, di pesantren Sunan Bonang Raden Said memperdalam ajaran islam yang rahmatal lil'alamin yang kelak menjadi WaliSongo.

Makam Sunan Kalijaga tidak pernah sepi dari peziarah, dihari besar umat islam selalu dipadati para peziarah yang mendoakannya, dengan keistimewaan dan kekaromahan yang diberikan Allah Swt semasa hidupnya, Sunan Kalijaga mendapatkan gelar seorang waliyullah atau kekasih Allah.



1 komentar:

  1. I'm Safira from IDNtimes. We would like to feature your original photos as part of our content. The credit's still yours and we will put the backlink to your blog. If you feel uncomfortable, please tell us at tania@idntimes.com.

    BalasHapus