30 Desember 2018, menuju kota Tegal - Jawa Tengah.
Jawa Tengah menjadi tujuan perjalananku untuk silaturahhmi ke maqam seorang ulama besar di kota Tegal yang bernama Alhabib Thalib bin Muhsin Al Attas.
Hatiku sangat terpanggil untuk silaturahmi ke tempat peristirahatan terakhir beliau, dan berziarah ke maqamnya. Alhabib Thalib lahir pada tahun 1929, semasa remaja sudah pasti pendidikan agama yang diprioritaskan oleh keluarganya, sehingga menjadi seorang ulama besar di Jawa Tengah.
Dokumentasi fhoto diambil dari dalam area Maqam
Sejarah dari beberapa sumber :
Habib Thalib pernah belajar agama atau menimba ilmu di pesantren Ky Akyas dan Ky Said Giren di Cirebon, dan setelah merasa cukup ilmu ke agamaan yang dipelajari, Habib Thalib kembali ke Tegal untuk melanjutkan dakwahnya di tanah kelahirannya. Menurut cerita, Habib Thalib pada tahun 1967 pindah ke daerah Bumijawa-Tegal yang masih kaki gunung slamet, dan menetap disana terus melanjutkan dakwahnya, di Bumijawa tempat terakhir pilihannya berdakwah Habib mendirikan masjid sebagai sarana ibadah masyarakat, selain mesjid yang didirikan Habib Thalib juga mendirikan Majlis Taklim dan pesantren, sebagai pusat berdakwah.
Kehidupan Habib Thalib jauh dari keramaian kota, lebih memilih kehidupan di daerah pegunungan, perjuangan babad alas Habib Thalib sangat berat, dari sebelumnya hutan sekarang menjadi pusat dakwah yang sangat ramai, majlis taklim dan pesantren yang didirikannya sekarang masih dilanjutkan dakwahnya oleh keturunannya.
Habib Thalib wafat pada tanggal 21 September 2001, umur 72 tahun. Dimakamkan disekitar rumahnya, sekarang posisi makamnya berada di dalam area pesantren, untuk mengenang jasa-jasanya dan perjuangan beliau dalam mensyiarkan islam, makamnya dibuatkan bangunan khusus.
Generasi penerus untuk melanjutkan dakwahnya dalam mensyiarkan islam, sekarang ini diteruskan oleh anak-anaknya dan keturunannya, kepengurusan pondok pesantren dilanjutkan keluarga Habib Thalib,
sekarang ini Pondok Pesantren Attolibiyah, Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijaya, Kabupaten Tegal, santrinya sangat banyak sekali hingga 300 an lebih, sewaktu bermalam di pesantren saya memperhatikan kegiatan santri pada malam hari, jam 3 subuh santri sudah banyak yang tadarusan dan djikiran dimasjid, mereka tadarusan hingga tiba solat subuh, setelah solat subuh dilanjutkan pengajian.
Dengan suasana pegunungan membuat para pengunjung dibuat betah, panorama alam sekitarnya benar-benar sangat membuat hati menjadi tenang, pemandangan alamnya begitu indah dengan di kelilingi hutan dan pegunungan, yang membuat pengunjung terpesona dan ingin bermukim lama disana.
Fhoto diambil dari dalam area Maqam Habib Thalib
Salam
0 komentar:
Posting Komentar